Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui
Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten menyelengarakan seminar
untuk menggali nilai-nilai sejarah Banten. Seminar ini berlangsung di Hotel
Ratu Bidakara, Kota Serang, Senin (10/12).
Panitia menghadirkan akademisi, ahli sejarah,
budayawan dan akademisi di antaranya Prof.Azyumardi Azra, Titik Pudjiastuti,
Heriyanti Ongkhodarma, Tri Wahyunging, M Irsyam, Nina Herlina Lubis, serta
sejumlah pembicara lainnya dari Universitas Indonesia.
Dalam pengantarnya Kepala Disbudpar Provinsi
Banten - Ajak Moeslim menuturkan bahwa seminar ini adalah untuk memperkaya
khazanah sejarah Banten sebagai referensi dalam menggali nilai-nilai sejarah
Banten sebagai fundamental pembangunan Banten ke depan.
“Seminar yang akan digelar selama dua hari tersebut menghadirkan delapan
pembicara dan diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai unsur terkait di
Provinsi Banten dan perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi lain”
terang Kepala Disbudpar Provinsi Banten.
Secara spesifik tujuan kegiatan seminar sejarah
Banten tersebut di antaranya untuk merefleksikan masuknya Islam di Banten
dengan perkembangannya di masa kini, merekonstruksi teks sejarah Banten,
mengetahui sejarah perkebunan di Banten, mengetahui kerusuhan massal di Banten
tahun 1888, rekonstruksi nilai sejarah Banten sebagai pondasi pembangunan.
“Kita juga ingin mengetahui sejarah pembangunan jalan Pos Anyer - Panarukan
serta sejarah kerajaan Salakanagara dan ragam ornamen pada tembikar di Keraton
Banten” terangnya kembali. Rencananya hasil dari seminar ini akan dijadikan
sebuah buku sebagai tambahan referensi mengenai sejarah Banten.
Staf Ahli Gubernur Banten Bidang Hukum dan HAM -
Anwar Mas’ud mengatakan bahwa masa lalu Banten dengan berbagai dinamikanya
merupakan momen historis yang besar artinya bagi generasi mendatang. Banten
memiliki rentang waktu sejarah dan peradaban yang sangat panjang, sebagai
bagian dari dinamika budaya nasional yang berkembang seiring dengan perjalanan
ruang dan waktu.
“Banten sangat kaya akan sumber sejarah yang tidak habis-habisnya untuk
diteliti, sebab berhubungan erat dengan wilayah lain di Pulau Jawa dan di
Nusantara sampai dengan hubungan diplomatik dengan negara lain” kata Anwar
Mas’ud saat membuka kegiatan tersebut.
sejarah ataupun arsip sangat penting bagi
kemajuan bangsa, bahkan maju atau tidaknya peradaban sebuah bangsa bisa
ditentukan oleh sumber-sumbernya. Itulah sebabnya sebuah negara yang ingin
menghancurkan negara lain, yang pertama kali dilakukan adalah menghancurkan
kebudayaannya seperti menghancurkan perpustakaan, museum dan pusat-pusat
kesenian.
“Belum terlambat bagi kita untuk membangkitkan kembali kesadaran tentang
arti penting sebuah sejarah. Sejarah tidak semata untuk kepentingan hari ini
tetapi berguna untuk generasi mendatang” tegas Anwar Mas’ud.
Reff : 1. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten
2. http://bantenprov.go.id/read/berita-detail/berita/365/Pemerintah-Provinsi-Banten-Seminarkan- Sejarah-Banten.html