Selasa, 09 Oktober 2012

Dampak Media Sosial dalam Dunia Pendidikan

    Saat ini banyak bermunculan media sosial dimasyarakat, namun media sosial tersebut kurang dimanfaatan. Media sosial seharusnya berfungsi sebagai penghubung antara sosialisasi masyarakat dengan dunia pendidikan agar para siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan relasi yang lebih banyak. Namun nyatanya dalam kehidupan kita media sosial ini masih disalah artikan oleh masyarakat atau bersifat negatif dari segi apapun baik dari segi publik maupun segi pendidikan.

Berikut dampak negatif dari media sosial, sebagai berikut:

  1. Membuat waktu terbuang dengan sia-sia.  Sudah beberapa  waktu saya mengamati perilaku pengguna jejaring sosial dengan berinteraksi secara intensif dengan beberapa users. Satu pertanyaan yang sering hinggap di benak saya adalah bagaimana user tersebut bisa online terus padahal secara teori mereka seharusnya sedang bekerja, istirahat tidur malam hari, ataupun sedang beribadah. Tidak jarang interaksi saya lakukan dengan mereka yang sudah bekeluarga sehingga tidak jarang saya berpikir bagaimana mereka mengatur interaksi dengan keluarga mereka kalau setiap saat waktunya dihabiskan dengan melototi layar komputer dan keyboard smartphonenya. Saya mengakui jika sebagian orang memang memanfaatkan jejaring sosial sebagai media bisnis mereka. Namun bagi mereka yang hanya sekedar bercengkerama di jejaring sosial tanpa tujuan yang pasti selain ngobrol ngalor ngidul bukankah itu merupakan pembuangan waktu secara sia-sia. Dari contoh tersebut secara tidak langsung jejaring sosial mulai menyandera waktu kita sehingga membuat diri kita tidak produktif dalam berkarya ataupun melakukan hal-hal positif lainnya. 
  2. Menambah beban pengeluaran. Keberadaan jejearing sosial yang menjadi bagian dari kehidupan manusia modern sehingga kepemilikan akun salah satu jejaring sosial seolah menjadi WAJIB hukumnya. Nah implikasi yang muncul adalah harus adanya alat yang bisa dipergunakan untuk akses media sosial tersebut seperti komputer dan handphone. Namun, perlu dicatat alat saja belum cukup tanpa terhubung dengan fasilitas internet. Walhasil seorang user media sosial harus merogoh kocek lebih banyak untuk biaya menggunakan media sosial tersebut. Yang menjadikan diri saya sedih adalah melihat kenyataan jika user media sosial lebih memprioritaskan keberlangsungan penggunaan media sosial dengan mengorbankan kebutuhan lain yang lebih utama seperti makan, minum, pendidikan dll. 
  3. Mengganggu konsentrasi belajar. Selain menyia-nyiakan waktu, penggunaan media sosial secara berlebih juga mengganggu konsentrasi belajar. Secara rutin saya mengamati posting wall teman-teman di media sosial mereka. Tidak sedikit mereka mengeluhkan kegiatan sekolah ataupun kuliah. Kemudian saya berpikir mengapa mereka tidak posting masalah kuliahnya untuk memohon bantuan teman-teman di jejaring sosial daripada mengeluarkan keluhan?. 
  4. Mengancam keamanan diri. Tidak jarang saya membaca di media online atau cetak korban dari pertemanan di media sosial yang secara umum disebut penipuan. Dengan media sosial dengan mudah kita memiliki banyak teman dan menjadi akrab meskipun belum pernah bertemu sebelumnya. Secara umum sangat susah menilai orang yang dikenal di media sosial jika informasi yang diberikan tidak akurat alias bohong. Dari pengamatan saya, tidak sedikit dari pengguna media sosial berlaku curang dengan menggunakan foto orang lain atau foto bohong dengan tujuan memikat orang lain. Melalui contoh tersebut saya berpikir jika semakin banyak kita memiliki teman melalui media sosial yang tidak jelas maka resiko keamanan diri kita juga semakin meningkat. Kemanan tidak selalu dalam bentuk nyata seperti perampokan dll tetapi juga penyalah gunaan nama kita, identitas lengkap dan foto-foto kita, dan merusak akun kita.  Beberapa waktu yang lalu saya  melihat salah satu  akun sahabat saya diposting dengan gambar norak alias porno yang sangat bertentangan dengan profesi dan status sosialnya. Akhirnya diambil keputusan untuk remove orang tersebut dari pertemanan. Salah satu cara untuk mengurangi resiko keamanan diri adalah dengan hati-hati saat approve pertemanan dan memantau akun teman baru secara teratur untuk sementara waktu. 
  5. Mengancam kesehatan. Kesehatan adalah karunia yang sangat mahal tetapi seringkali kita tidak peduli dengan kondisi badan kita. Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah berita seorang user yang menggunakan media sosial secara berlebih mengeluh karena jari-jarinya sakit akibat terlalu sering memencet tombol keybord Handphonenya. Berita lain saya dapatkan dari teman yang sering mengeluh sakit kepala akibat memelototi komputer secara berlebihan keasyikan begadang di jejaring sosial.

    Media sosial selain membawa dampak negatif juga banyak membawa dampak positif. Beberapa media sosial yang telah membawa dampak positif seperti, facebook, twitter, dan sebagainya. Dibawah ini adalah salah satu penggunaan media sosial, sebagai berikut :

  1. Penggunaan media sosial berupa facebook, twitter dan sebagainya dapat digunakan oleh para siswa dan siswi untuk dapat saling berdiskusi dan berkomunikasi dengan gurunya mengenai pelajaran atau sebaliknya guru dapat memberikan informasi-informasi kepada siswa dan siswinya.
  2. Penggunaan media sosial berupa blog seperti, wordpress, blog, multiply, dan blog lainnya dapat digunakan untuk metode pengajaran terhadap siswa dan siswi untuk mengasah softskill. Selain itu blog juga dapat menjadi ajang perlombaan menulis bagi para siswa dan siswi pada pendidikannya masing-masing.

Referensi :
  1.  Seminar "Dampak Media Sosial terhadap Dunia Pendidikan" oleh Prof. Dr. I wayan Simri Wicaksana dan Dr. Ira Puspitawati., SPsi., MPsi.
  2. http://subekti.com/2012/04/17/dampak-negatif-jejaring-sosial/

1 komentar: